Bapak,

Selama dua puluh tahunan ini ada seorang laki-laki yang selalu ada disisiku dan terkadang memang menyebalkan. Menyebalkan dengan semua aturan yang diberikannya pada diri ini. Menyebalkan ketika ada teman laki-laki bermain ke rumah, ia selalu menemuinya. Menyebalkan Ia selalu saja ingin tahu apa yang diri ini lakukan. Menyebalkan, ya begitulah.

Selama dua puluh tahun ini ada seorang laki-laki yang selalu menayakan apakah diri ini baik baik saja? Adakah yang diri ini risaukan? Pun ketika aku merajuk dan tak ingin berbicara karena suatu hal, ia selalu sabar dan mencoba mendekat, selalu dan selalu.

Dia adalah Bapak,

Seorang laki-laki yang cintanya tak berbatas terhadap diri ini, Aku adalah anak perempuan satu-satunya. Hingga tak salah ia terlalu khawatir ada yang menyakiti diri ini, pun jika kadang ia begitu menyebalkan. Menyebalkan karena Ia selalu acuh pada dirinya tapi begitu mengkhawatirkan diri ini dan berjaung serta bertarung dengan kejamnya dunia agar aku dapat tersenyum di dalam kejamnya dunia ini.

Dia adalah Bapak,

Seorang laki-laki yang dalam marahnya tersimpan kasih sayang yang tak berbatas seluas langit dan bumi, ia begitu keras pada dirinya hanya untuk memberikan penghidupan yang layak untukku, agar aku dapat bermain bebas dengan kawan-kawanku.

Dia adalah Bapak,

Seorang laki-laki yang akan menangis ketika tahu anak gadisnya ternyata akan lebih mencintai seorang laki-laki yang baru dikenalnya bahkan memilih untuk hidup dengannya. Dia adalah Bapak.

Terimakasih Bapak,

Depok, 21 Januari 2016.

Leave a comment